Catatan Adzkia

Menjaga kelestarian melalui ilmu pengetahuan

Teori belajar : Implementasi dalam proses pembelajaran

Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar untuk mencari tahu pengetahuan yang baru sehingga sesorang dapat mengetahui apa yang ingin ia ketahui. Sebagai contoh sesorang ingin mengetahui proses perhitungan 5 + 1 = 6, tentu ia harus belajar agar ia tahu bahwa hasil dari 5 + 1 adalah 6. Dalam belajar seseorang bisa mencari tahu apa yang ingin ia pelajari dalam hal ini biasa disebut dengan belajar secara otodidak. Sedangkan belajar dengan bantuan orang lain atau yang disebut guru biasanya dilakukan dengan tersetruktur dan sistematis. Adanya sebuah perencanaan atau konsep, Pelaksanaan / proses belajar dan evaluasi. Dengan belajar yang didampingi oleh orang yang ahli / guru maka ilmu yang akan disampaikan akan lebih terarah dan berbeda dengan belajar sendiri. Mereka akan mencari tahu tanpa adanya sebuah konsep yang tersusun. Namun dua hal ini sangatlah tidak mempengaruhi hasil dalam belajar. Belajar merupakan rasa keingintahuan seseorang pada suatu masalah. Mereka akan mencoba mencari tahu dengan beberapa simpulan pertanyaan bagaimana, kapan, berapa, apa dan siapa. Teori belajar merupakan metode atau cara dalam melaksanakan pembelajaran, bagaimana seorang anak belajar dengan cara yang sesuai dengan kemampuan anak, bisa melalui audio visual, gambar dan pengalaman yang dilakukan setiap harinya. Berikut teori - teori belajar menurut para ahli 
 1. Teori belajar behavioristik 
 Dalam teori ini belajar merupakan sebuah sebab dan akibat dalam proses belajar antara adanya input dan output. Banyak pakar pendidikan yang menjelaskan atau membahas teori ini. Para ahli yang banyak berkarya dalam aliran ini adalah Thorndike, Watson, Hull, Edwin Guthrie dan Skinner. Dalam teori ini mereka menjelaskan bahwa belajar merupakan proses belajar yang di dasarkan pada input dan output sehingga terdapat perubahan perilaku pada seseorang. Sebagai contoh seorang guru memberikan perkataan kebaikan kepada siswa. Dari hasil perkataan guru tersebut maka sikap dan perilaku siswa dapat berubah sesuai apa yang di katakan guru. Atau teori ini bisa dikatakan adanya sebab - akibat dalam proses belajar. Dalam teori ini proses belajar bukan hanya dilakukan di sekolah namun secara luas baik di keluarga dan masyarakat lingkungan. Jika kita pahami anak akan meniru semua apa yang dilakukan oleh orang tua misal jika orang tua suka tidak jujur kepada anak maka secara tidak langsung akan mengajarkan anak untuk belajar bohong. Teori belajar behavioristik biasa digunakan dalam ilmu psikologi. Pada dasarnya teori belajar ini lebih mengedepankan perubahan sikap dan tingkah laku seseorang.
2. Teori belajar Kognitif
Berbeda dengan teori belajar behavioristik, teori belajar kognitif tidak melihat perubahan pada tingkah laku atau perilaku namun teori belajar kognitif lebih menekankan pada akal pikiran yang sudah diberikan pengetahuan dan sudah tersimpan. Kondisi satu dengan yang lainnya berbeda - beda artinya tidak semua orang bisa meniru dan melakukan ada juga tahu tapi tidak dilakukan. Dalam beragama misalnya bahwa toleransi beragama itu sangat dianjurkan namun ada juga orang yang tahu toleran namun intoleranpun masih banyak dilakukan. Selain itu, Korupsi itu dilarang baik dalam beragama maupun dalam hukum negara tetapi masih banyak yang melakukan korupsi. Dalam teori belajar kognitif ini lebih mengedepankan proses belajar namun bukan hasil yang didapatkan sehingga pada teori ini hanya menyimpan dan mengetahui. Teori ini cocok untuk pengetahuan pasti.
3. Teori belajar Kontruvisme
Kontruvisme merupakan teori belajar yang mengedepankan kontekstual berdasarkan pengalaman. Jika di lihat kata kontruvisme bisa kita amati dalam bahasa indonesia yaitu kata kontruksi yang berarti membangun. Artinya seseorang belajar dengan melihat pengalaman - pengalaman yang telah dilakukan. 
4. Teori belajar Humanistik
Pada teori ini seseorang belajar dengan pendekatan sosial dan hati sehingga proses belajar dalam belajar lebih dikedepankan pada kemanusiaan.