Surat At-tin terdapat dalam Al-Qur'an pada urutan surat ke 95, surat At-tin diturunkan sebelum nabi Muhammad melaksanakan hijrah ke kota madinah. Sebelum membahas surat At-tin marilah kita membahas tentang jenis surat dalam Al-Qur'an. Jenis surat dalam Al-Qur'an ada dua yaitu surat makiyah dan madaniyah. Surat makkiyah yaitu surat yang di turunkan di kota makkah atau surat yang di turunkan sebelum nabi hijrah ke kota madinah. Biasanya suratnya pendek - pendek, dan ditujukan kepada orang - orang kafir dengan di tandai dengan awal surat dengan kata Yaa Ayyihunnas. Selain itu surat yang diturunkan di kota makkah kebanyakan berisikan tentang ketahuhidan. Dan yang kedua adalah surat madaniyah yaitu surat yang di turunkan di kota madinah. Ciri - ciri surat madaniyah adalah suratnya panjang dan ditujukan kepada orang - orang beriman dengan di awali dengan kata Ya Ayyihalladzina Amanu serta berisikan tentang anjuran, hukum atau syariat Islam. Sekarang mari kita cermati surat At-tin ini merupakan jenis surat yang mana, tentunya merupakan jenis surat makkiyah karena jika dilihat dari suratnya hanya terdiri dari 8 ayat. Selain itu mari kita lihat isi kandungan surat At-tin

1. Demi buah tin dan buah zaitun
Tin adalah buah yang enak dan lembut serta cepat dicerna. Ia menjadi obat yang banyak manfaatnya, memperhalus fisik, mengencerkan dahak, membersihkan ginjal, menghancurkan batu pada saluran air seni, menggemukkan badan dan dapat melonggarkan rongga hati dan limpa. Zaitun adalah buah yang memiliki keistimewaan karena kandungan minyaknya yang berlimpah sehingga dapat dipergunakan di daerah yang kurang memiliki minyak.
2. Dan demi gunung Sinai.
Gunung Sinai terletak di Semenanjung Sinai, lintasan antara Tanah Mesir ke Israil, Arab, dan Mesopotamia. Gunung setinggi 2,285 meter ini juga dikenal dengan nama Jabal Musa (Gunung Nabi Musa), karena di tempat ini, Nabi Musa menerima wahyu pertama dan diangkat menjadi Rasul. Pada malam mi’rāj, Rasulullah saw. berhenti sebentar di tempat ini dan melaksanakan salat sebagai penghormatan beliau pada kesucian tempat tersebut.
3. Dan demi gunung Sinai.
Kota yang aman adalah kota Mekah. Kota ini disebut dengan kota yang aman karena siapa pun yang memasukinya terjaga keamanan dan keselamatannya. Kota Mekah juga disebut sebagai Ummul Qurā’ dan Tanah yang Aman. Kota ini banyak menyimpan sejarah sejak zaman Nabi Ibrahim a.s.
4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Allah Swt. menjadikan manusia dalam sebaik-baik bentuk. Proses kejadian manusia tidak sama dengan kejadian makhluk-makhluk lain. Manusia memiliki akal, jasmani, rohani, dan nafsu. Anggota tubuh manusia serasi dan seimbang sehingga tampak indah, cantik, dan memudahkan untuk melakukan kegiatan. Sedangkan hewan hanya memiliki jasmani dan nafsu saja. Manusia harus mampu menjaga keseimbangan yang dimilikinya agar supaya menjadi mulia. Apabila manusia mengutamakan nafsunya, maka ia turun derajatnya seperti hewan. Selain rohani, manusia dibekali dengan akal pikiran agar supaya dapat membedakan yang baik dan yang buruk.
5. Kemudian Kami mengembalikannya ke tingkat yang serendah-rendahnya.
Allah Swt. mengingatkan manusia, sekali pun mereka sempurna, tetapi dapat turun derajatnya menjadi hina karena pengetahuan, sikap, dan perilakunya apabila telah keluar dari aturan yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. melalui rasul-Nya.
6. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka baginya pahala yang tiada putusputusnya.
Orang-orang yang tidak pernah hina adalah mereka yang beriman dan melaksanakan amal sālih. Orang yang demikian itu akan selamat dari kehinaan dunia dan akhirat.
7. Maka apakah yang membuatmu mendustakan hari Pembalasan sesudah itu?
Pada hari kiamat nanti ada hari pembalasan terhadap perbuatan manusia yang baik dan buruk. Manusia seharusnya tidak meragukan adanya hari pembalasan, karena Allah Swt. sudah menunjukkan bukti-buktinya. Allah Swt. memberikan akal kepada manusia untuk berpikir tentang ciptaan-Nya, dan hati untuk merasakan iman. Pertanyaan Allah Swt. itu untuk mengingatkan adanya hari kiamat agar manusia tidak lupa dan lalai sehingga terjerumus dalam dosa dan kehinaan.
8. Bukankah Allah Swt. adalah hakim yang paling adil?
Allah Swt. adalah Yang Maha Mengetahui, sebagus-bagus pencipta dan pengatur segala urusan. Allah Swt. yang memberi keputusan atas segala persoalan. Tiada perbuatan walau sekecil atom pun yang dapat terlepas dari pengadilan-Nya. Pengadilan Allah Swt. adalah sebaik-baik pembuat keputusan. Allah Swt. Maha Pengasih kepada hamba-Nya. Ia senantiasa mengingatkan agar manusia tidak lupa diri. Jika ternyata manusia masih melakukan dosa, maka karena keadilan-Nya, manusia akan menanggung akibat dan pembalasan atas dosanya itu. Allah Swt. juga telah menyiapkan kenikmatan bagi orang yang menjalankan syari’atnya.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa diturunkannya surat At-tin adalah bagaimana manusia diciptakan allah dengan akal pikiran yang sempurna, sehingga manusia memiliki sikap dan perilaku yang baik. Maka dari itu Iman - Islam dan Ikhsan harus kita laksanakan jika iman kita kuat maka sebagai pondasi untuk melaksanakan syariat yaitu Islam( Syahadat, Sholat, Puasa, Zakat dan Haji ). Jika Iman dan Islam kita pegang teguh di dalam hati maka kita akan menjadi manusia sebagaimana yang telah diceritakan dalam surat At-tin ayat ke lima yaitu menjadi manusia yang berperilaku baik, sikap tutur kata dan ibadah kita kepada Allah akan lebih meningkat. Dan akan menjadi hina jika manusia yang telah diciptakan secara sempurna akan tidak menggunakan akal pikiran untuk berperilaku sehingga akan mendapatkan pembalasan pada Yaumul Jaza. Oleh sebab kita sebagai orang yang beriman kita harus berakhlak mulia sesuai ajaran agama Islam.